“Sudah tidak tau lagi mau cari uang darimana. Satu-satunya jalan, ya jual bonsai, atau paling tidak jual ikan hias yang dipelihara di rumah.”
Sangat inspirtif sekali saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal IATMI Periode 2015, Yudhi Irwanto Herlambang. Dengan begitu semangatnya, beliau menceritakan sejarah karir sampai kehidupannya yang harus berpacu pada kondisi ekonomi yang pas-pasan.
Pada tahun 1990, beliau kuliah di Teknik Perminyakan UPN-Yogyakarta. Kuliah di tempat ini sebenarnya hanyalah kebetulan,karena di tahun yang sama Pak Yudhi kuliah juga di Universitas Dipenogoro. “Karena saat itu saya ingin kuliah di universitas negeri, akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di Semarang, tetapi di sisi lain saya beserta orangtua memandang ada peluang besar jika masuk Teknik Perminyakan.”
Selama satu tahun, Pak Yudhi berhasil melewati masa kuliah di dua universitas yang berbeda. Namun semakin lama, beliau merasakan terlalu letih jika harus bolak-balik dalam seminggu ke Semarang-Yogyakarta. Akhirnya dia memutuskan untuk melepas posisi mahasiswanya di Undip.
Berangkat dari kondisi ekonomi yang pas-pasan, Pak Yudhi selalu berpikir keras bagaimana caranya beliau bisa membantu orangtua, karena banyak sekali pengeluaran semasa kuliah, mulai dari buku sampai bahan praktikum.
“Keluar dari Undip sebenarnya supaya saya tidak ngekos, otomatis menghemat pengeluaran orangtua.”
Saat kuliah, Pak Yudhi masuk komunitas pecinta alam. Setiap kunjungan ke suatu tempat, beliau selalu membawa tanaman yang ada di daerah tersebut. Lama kelamaan hal tersebut menjadi hobi. “Suatu kebanggaan ketika saya bisa membuat bonsai bambu. Akhirnya saya jual bonsai-bonsai yang pernah saya tanam, serta saya jual juga ikan hias yang ada di rumah. Alhamdulillah bisa dipakai buat beli buku.”
Selepas kuliah, Pak Yudhi yang selalu menjadi asisten laboratorium semasa mahasiswa ini langsung mendaftarkan diri salah satu perusahaan oil and gas service company, kemudian di tahun 1996 berpindah ke PT. Elnusa.
“Dari awal melamar kerja, bersyukur saya tidak pernah merasa kesusahan. Lamaran pertama saya langsung lolos saat itu, proses saya pindah ke Elnusa pun lancar-lancar saja. Dulu pernah, saking penasaran sama usaha teman-teman saya yang melamar ke sana-sini, saya akhirnya ikut-ikutan job fair dan bikin surat lamaran seperti mereka. Tetapi cuma sampai coba begitu saja, seleksi selanjutnya tidak saya tindaklanjuti karena saya saat itu memang sudah bekerja.
Perjalanan kuliah, karir, dan kemandirian Pak Yudhi begitu menyemangati tim redaksi untuk terus bekerja keras.
“Belajar yang tekun. Ingat, loh, kita itu satu di antara milyaran orang yang punya kesempatan besar, jadi jangan pernah disia-siakan.”
Nama | Yudhi Irwanto Herlambang |
TTL | Purwokerto, 22 November 1968 |
Pendidikan |
|
Pengalaman Kerja |
|